Di suatu kisah
rosulullah saw menyampaikan sebuah khutbah dan ceramahnya beliau, saat itu
rosulullah bercerita tentang kejadian hari kiamat yang sangat dahsyat dan mengerikan, para sahabat nabi pun menangis
ketika rosulullah bercerita tentang kejaidan hari kiamat, dan ketahuilah bahwa
diantara sahabat-sahabat rosulullah yang
menangis itu adalah mereka sahabat besar dan sahabat dekat nya Rasullah saw,
seperti sayyidina Abu bakar ash-sidiq, Umar ibn Khattab, Utsman bin Affan dan
sayyidina Ali bin abi thalib RA. Bahkan ketika itu sayyidina Abu bakar menangis
tersedu-sedu, dan melihat seekor kucing kemudian berkata”sungguh kucing ini
lebih baik dari pada diriku”, karena jika kucing mati maka selesailah urusannya,
ia akan menjadi tanah, akan tetapi aku abu bakar, jika diriku wafat maka urusanku masih ada hingga aku
dibangkitkan” ucap abu bakar kala itu.
Ditengah ketakutan
kejadian hari kiamat itu, ada seorang arab baduy awam ditengah kerumunan para
sahabat, barang kali jika kita mau menganggap kelas, orang baduy ini kelasnya
sama dengan kita, orang biasa, ibadahnya pas-passan. Orang baduy ini bingung
sekaligus merasakan ketakutan yang sangat, pikirnya “jika sahabat sahabat besar
yang dekat dengan nabi saja menangis karena ketakutan, lalu bagaimana dengan
diriku? Aku yang seperti ini? Ucapnya dalam hati.
Perasaan bingung dan takut yang ia rasakan ini memaksanya untuk bertanya dan mengangkat tangan
dihadapan rosulullah, kemudian berkata “matassa’atu
yaa Rosullah” wahai Rosullah “ Kapan hari kiamat itu akan tiba”. Seketika semua
perhatianpun berpusat pada seorang baduy ini, dan Rosullah pun menoleh ke arah-Nya, kemudian berkata “apa yang engkau persiapkan
untuk menghadapinya?, orang baduy ini mengatakan “ya Rosullah, demi Allah aku tidak memiliki bekal untuk menghadapi hari
kiamat, dan sungguh aku merasakan katakutan yang sangat” aku tidak memiliki
apa-apa kecuali Kecintaan ku kepadamu ya
Rosullah” seketika rosullahpun
tersenyum dan berkata “anta ma’aa man ahbabta” “engkau bersama dengan yang yang
engkau cintai, al-mar u yuhsyaru ma’aa man
ahabba ” seseorang dikumpulkan dan dibangkitkan denga siapa yang ia cintai”.
Saudaraku demikianlah
jika yang ia cintai adalah Allah, jika yang kita cintai adalah nabi Muhammad
saw, jika yang kita cintai adalah orang-orang sholih maka kelak kita pun akan
bersama mereka, InsyaAllah. Sahabat ku, apa yang rosullah katakan membuat para sahabat di perkumpulan itu bahagia dan tersenyum sekaligus kita sebagai ummat akhir
zaman, karena jika kita hanya mengandalkan ibadah kita saja rasanya jauh sekali untuk
bisa bersanding dengan orang-orang sholih dan para sahabat. Para khuafa’urrasyidin sudah dapat
jaminan syurga, lalu bagaimana dengan kita, kita yang seperti ini? Ibadah kita
pas-passan, maksiat terus menerus dijalankan, sedekahpun hanya uang sisa,
sholatpun hanya bekas tenaga dan tidak khusu’, malam tertidur pulas tanpa
sedikitpun kerinduan untuk bangun dan menemui robbnya di sepertiga malam.”duhai
Allah.. malu rasa nya..
Seoarang ulama
mengatakan “aku mencintai orang-orang sholih, walapun aku bukan bagian dari
pada mereka, aku membenci kemaksiatan walapun aku adalah pelaku
maksiat itu sendiri, namun aku selalu berharap suatu saat Allah menghimpunku untuk bisa
bersanding dengan orang-orang sholih
karena bekal cintaku dan perlahan menjauhkanku dari prilaku kemaksiatan”
demikianlah sahabat, jadikan ini adalah modal kita, modal untuk bisa mengejar
keridhoan Allah swt untuk bisa bersanding dengan orang-orang terbaik yang dekat
dengan Alllah swt, “melalui bekal CINTA” .
Foto :
Kiri Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz, Tareem, hadromaut, Yaman.
Kanan KH. Asrori Al-ishaki, Kedinding Lor Surabaya Jawa Timur, Indonesia
Karawang 2019/11/23
17.39 WIB
No comments:
Post a Comment