Pemuda muslim produktif

Saturday, 23 November 2019

Hijrah yang sesungguhnya


Perayaan tahun baru Islam di Indonesia memang tidak semeriah ketika menyambut tahun baru masehi. Walau begitu Islam selalu punya makna dibalik setiap peristiwa yang layak dikaji serta bermanfaat bagi seluruh umat manusia. Hijrah identik dengan berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Rasulullah SAW pun pernah berhijrah dari Makkah ke Madinah untuk mempertahankan dan menegakkan risalah Allah SWT. Ketika akidah dan syariah seorang mukmin terancam, saat itulah diperlukan hijrah.
  Hijrah sesungguhnya adalah hijrah nya dari masa kelam kita ke masa yang lebih baik lagi, yang dahulu orientasi ibadah kita adalah dunia maka setelah hijriyah ini diharapkan ibadah kita lillahi taala..
            Hijrah yang sesungguhnya adalah ketika kita meninggalkan illah-illah yang lain selain Allah swt di hati kita, sehingga kita hanya berharap sepenuhnya kepada Allah swt, karena sesungguhnya hanya kepada Allah kita meminta dan hanya kepada Allah jua lah kita memohon pertolongan, sebagaimana termaktub didalah Al-qur’an surah Al-fatihah ayat 5
hanya kepada-mu (Allah) lah kami menyembah dan hanya kepada-mu (Allah) lah kami memohon pertolongan “
Hijrah yang sesungguhnya adalah perubahan seseorang yang memiliki prilaku kurang baik kemudian memperbaiki dirinya untuk belajar menjadi pribadi yang lebih baik. Kesadaran lah yang paling utama, ya kesadaran dan mengerti terhadap apa yang telah dilakukannya. Karena banyak orang yang melakukan kehinaan akan tetapi ia tidak segera bertaubat karena dia tidak merasa bersalah dan merasa nyaman terhadap kehinaan yang dilakukannya. ini merupakan sebuah kecelakaan yang besar karena ia akan terus menerus melakukannya kesalahan yang sama tanpa henti, semoga kita dibimbing Allah swt ke jalan yang mulia Amiien.. kesadaran merupakan hal utama dalam proses hijrah tanpa adanya kesadaran terhadap diri akan sulit bagi seseorang melakukan perubahan terhadap dirinya.
Hijrah  bukan melulu soal penampilan saja, akan tetapi lebih dari pada itu. karena ada sebagian orang mengaku sudah berhijrah karena penampilannya yang mulai kelihatan islami tapi kemudian merendahkan orang-orang yang dianggapnya belum berpakaian seperti dirinya.  Sahabat, urgensi dari hijrah itu bukan hanya soal penampilan. Urgensi hijrah adalah iman dan akhlak kita, dengan itu seseorang akan memperbaiki akhlak dan prilakunya dari yang tidak terpuji menjadi berakhlak mulia, dari yang tidak solat menjadi sholat, dari yang sudah sholat makin tepat waktu sholatnya berjamaah pula, dan begitu seterusnya. Dia akan selalu tumbuh dan berproses menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Source picture: 

Ciri-ciri Orang beriman


Segala sesuatu itu memiliki ciri, baik yang nampak di pelupuk mata ataupun yang tidak nampak di pelupuk  mata. Termasuk seorang yang beriman akan memiliki ciri, diantara ciri-ciri orang beriman ada 4 diantaranya adalah sebagai berikut :
1.        Bersungguh-sungguh melakukan Perintah Allah swt,
Orang beriman Sekuat tenaga Akan melaksanakan perintah Allah swt didalam kondisi dan situasi apapun, dia akan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan keta’atan dan berusaha memperbaiki ibadah-ibadahnya serta memaksimalkan ibadahnya.
2.        Menjauhi segala larangannya.
Orang beriman akan senantiasa menjauhi segala yang allah Larang, selama itu terindikasi ketidakridhoan Allah maka ia akan senantiasa menjauhinya dengan segala daya upaya yang ia miliki. Meskipun pernah terjebak dalam dosa ia akan segera memperbaiki perbuatannya dan segera bertaubat dan memohon ampunan Kepada Allah swt.
3.        Tidak menyekutukan Allah swt.
Menyukutukan Allah maksudnya membuat tandingan selain dari pada Allah swt, yang ia jadikan sebagai penolong dan pelindung dirinya. Orang beriman akan senantiasa menajdikan Allah swt sebagai tumpuan atas segala permasalahan hidupnya, maksudnya ia akan mengembalikan dan meminta pertolongan atas segala urusannya hanya kepada Allah swt semata.
4.        Mencintai Allah swt selebihi apapun.
Diantara ciri orang beriman yang ke 4 adalah mencintai Allah swt melebihi apapun yang ada didunia ini. Baik itu harta, jabatan, kekayaan maupun popularitas. ia akan sekuat tenaga melakukan apa-apa yang Allah sukai dan menjauhi apa-apa yang dilarang Allah swt. Tanda cinta seorang hamba kepada tuhannya adalah rela /Ridho berkorban. Ia akan rela demi cinta-Nya terangun dipertengahan  malam demi menemukan ketenangan hati dan meneteskan air mata kerinduan di tengah keheningan malam, disaat kebanyakan manusia tertidur lelap. Ia akan sekuat tenaga melakukan apa yang Allah sukai dan menjauhi apa yang Allah tidak sukai.

(Review Khutbah Jum’at Masjid Ahmad Yani 23/02/2018 Tegal Mulyorejo Baru, Surabaya)
Sources of picture:




Rosulullah mengatakan : “Anta ma’a man ahbabta” Engkau bersama orang yang engkau cintai


  Di suatu kisah rosulullah saw menyampaikan sebuah khutbah dan ceramahnya beliau, saat itu rosulullah bercerita tentang kejadian hari kiamat yang sangat dahsyat dan  mengerikan, para sahabat nabi pun menangis ketika rosulullah bercerita tentang kejaidan hari kiamat, dan ketahuilah bahwa diantara sahabat-sahabat rosulullah  yang menangis itu adalah mereka sahabat besar dan sahabat dekat nya Rasullah saw, seperti sayyidina Abu bakar ash-sidiq, Umar ibn Khattab, Utsman bin Affan dan sayyidina Ali bin abi thalib RA. Bahkan ketika itu sayyidina Abu bakar menangis tersedu-sedu, dan melihat seekor kucing kemudian berkata”sungguh kucing ini lebih baik dari pada diriku”, karena jika kucing mati maka selesailah urusannya, ia akan menjadi tanah, akan tetapi aku abu bakar, jika diriku wafat  maka urusanku masih ada hingga aku dibangkitkan” ucap abu bakar kala itu.

Ditengah ketakutan kejadian hari kiamat itu, ada seorang arab baduy awam ditengah kerumunan para sahabat, barang kali jika kita mau menganggap kelas, orang baduy ini kelasnya sama dengan kita, orang biasa, ibadahnya pas-passan. Orang baduy ini bingung sekaligus merasakan ketakutan yang sangat, pikirnya “jika sahabat sahabat besar yang dekat dengan nabi saja menangis karena ketakutan, lalu bagaimana dengan diriku? Aku yang seperti ini? Ucapnya dalam hati.
Perasaan bingung dan takut yang ia rasakan ini memaksanya untuk bertanya dan mengangkat tangan dihadapan rosulullah, kemudian berkata “matassa’atu yaa Rosullah” wahai Rosullah “ Kapan hari kiamat itu akan tiba”. Seketika semua perhatianpun berpusat pada seorang baduy ini, dan  Rosullah pun menoleh ke arah-Nya, kemudian berkata “apa yang engkau persiapkan untuk menghadapinya?, orang baduy ini mengatakan “ya Rosullah, demi Allah aku tidak memiliki bekal untuk menghadapi hari kiamat, dan sungguh aku merasakan katakutan yang sangat” aku tidak memiliki apa-apa kecuali Kecintaan ku kepadamu ya Rosullah seketika rosullahpun tersenyum dan berkata “anta ma’aa man ahbabta” “engkau bersama dengan yang yang engkau cintai, al-mar u yuhsyaru ma’aa man ahabba ” seseorang dikumpulkan dan dibangkitkan denga siapa yang ia cintai”.
Saudaraku demikianlah jika yang ia cintai adalah Allah, jika yang kita cintai adalah nabi Muhammad saw, jika yang kita cintai adalah orang-orang sholih maka kelak kita pun akan bersama mereka, InsyaAllah.   Sahabat ku,  apa yang rosullah katakan membuat para sahabat di perkumpulan itu  bahagia dan tersenyum sekaligus kita sebagai ummat akhir zaman, karena jika kita hanya mengandalkan ibadah kita saja rasanya jauh sekali untuk bisa bersanding dengan orang-orang sholih dan para sahabat. Para khuafa’urrasyidin sudah dapat jaminan syurga, lalu bagaimana dengan kita, kita yang seperti ini? Ibadah kita pas-passan, maksiat terus menerus dijalankan, sedekahpun hanya uang sisa, sholatpun hanya bekas tenaga dan tidak khusu’, malam tertidur pulas tanpa sedikitpun kerinduan untuk bangun dan menemui robbnya di sepertiga malam.”duhai Allah.. malu rasa nya..
Seoarang ulama mengatakan “aku mencintai orang-orang sholih, walapun aku bukan bagian dari pada mereka, aku membenci kemaksiatan walapun aku adalah pelaku maksiat itu sendiri, namun aku selalu berharap suatu saat Allah menghimpunku untuk bisa bersanding dengan orang-orang sholih  karena bekal cintaku dan perlahan menjauhkanku dari prilaku kemaksiatan” demikianlah sahabat, jadikan ini adalah modal kita, modal untuk bisa mengejar keridhoan Allah swt untuk bisa bersanding dengan orang-orang terbaik yang dekat dengan Alllah swt, “melalui bekal CINTA”  .
Foto :
Kiri  Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz, Tareem, hadromaut,  Yaman.
Kanan KH. Asrori Al-ishaki, Kedinding Lor Surabaya Jawa Timur, Indonesia

Karawang 2019/11/23
17.39 WIB

Tuesday, 12 November 2019

Kekuatan Do’a


               Pagi itu saya bersiap-siap lebih awal untuk persiapan mengkuti acara Opening training IoT di Hotel primeBiz Surabaya, saya diminta dosen saya untuk mewakili beliau mengikuti acara tersebut yang dilaksanakan pukul 08.00 Pagi. Sayapun berangkat pukul 06.30 pagi untuk menghindari kemacetan surabaya yang sangat sulit diprediksi agar menghindari keterlambatan datang diacara tersebut. Ada yang berbeda dengan pikiran saya saat itu, pagi itu tiba-tiba teringat kecelakaan dua tahun silam yang saya alami dan masih terbayang bibenak sesaat sebelum berangkat. 

Ketika hendak dijembatan merr jalan IR Soekarno, tiba-tiba saja pikiran saya teringat untuk berdo’a minta keselamatan saat mengendarai sepeda motor, karena firasat saya tidak baik saat itu khawatir terjadi kecelakaan. setibanya di lampu merah sayapun berhenti dan benar saja tiba-tiba sepeda motor dari belakang menabrak sisi kiri saya  hingga bablas ke lampu merah dengan kencangnya.  Hingga beberapa bagian motornya jatuh berserakan. Saya pun kaget bukan main melihat kejadian ini..  bapak disamping kiri saya juga kena dibagian pinggangnya hingga dialihkan kebahu jalan oleh polisi yang kebetulan bertugas di dekat lampu merah.. Saya sadar ternyata sandal si penabrak menyangkut di standart/jagang kendaraan saya dan langsung saya lepaskan..
Saya bersyukur sekali  tidak mengalami lecet/luka sama sekali demikian juga motor yang saya kendarai tidak ada yang rusak sama sekali alhamdulillah,, walaupun sempat bersinggungan dengan paha dan lengan kiri saya.
Dari sana saya dapat mengambil hikmah bahwa sanyabenarlah apa yang disabdakan oleh rosulullah saw bahwa  do’a bisa merubah takdir,  sayapun bersyukur sekali kepada Allah swt..
Demikian sahabat jangan lewatkan do’a.. do’a adalah senjatanya kita sebagai kaum muslimin.
Allah mencintai siapa saja yang menengadahkan tangannya dengan penuh harap kepadanya...
Jangan meremehkan do’a walaupun do’a yang sederhana..
Semoga Allah swt selalu membimbing pikiran dan lisan kita untuk senantiasa ingat selalu berdo’a kepadanya..amiin

Sources Of picture ilustration

Surabaya, 01 Agustus 2019


Berani jujur melihat siapa diri kita yang sesungguhnya


Bismillahirrahmanirrahiim..
Maha suci Allah swt yang dengan rahmat dan kasih sayang nya kita masih bisa merasakan nikmat terbesar dalam hidup kita yaitu nikmat iman dan nikmat islam. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada junjungan kita yang mulia Nabi Muhammad saw Berikut para keluarganya, sahabatnya  dan semua hamba yang mencintai dan mengikuti syari’at tuntunannya hingga akhir hayatnya.
Semoga Allah swt yang maha lemah lembut serta maha berkasih sayang selalu membimbing kita dalam dekapan kasih sayang dan kelembutannya.... amiin..
                Saudaraku, Allah swt yang maha baik menutupi aib,  kesalahan dan dosa-dosa kita. Sehingga orang lain masih mau menghargai dan mendengarkan kita. Kebaikan kita yang kecil dan sederhana Allah perlihatkan kepada orang lain, sehingga orang lain masih mau menghargai kita.  Kita harus sadar sesadar-sadarnya bahwa kita dimuliakan orang bukan berarti kita mulia, kita dihargai dan dihormati orang lain bukan karena kita pantas dihormati. Akan tetapi Allah swt masih menutupi aib dan kesalahan kita. Seandainya alloh swt membuka aib kita sedikit saja niscaya habislah kita menjadi manusia yang rendah dan hina dalam pandangan sesama kita.
                Seandainya pun Alloh membuka aib kita itupun karena alloh ingin mengajari kita agar kita sentiasa mengambil hikmahNya dan bertaubat, betapa Alloh masih menutupi aib dan kebusukan kita yang lebih besar lagi..
Seseorang yang berani melihat jujur siapa dirinya yang sesungguhnya tidak akan pernah merasa bangga terhadap pujian, karena bisa jadi pujian itu tidak sesuai dengan kenyataan kita yang sesungguhnya..
Sebaliknya dia tidak akan merasa terhina dengan dihina oleh orang lain, karena barang kali penghinaan orang ke kita masih lebih baik ketimbang kehinaan dan kebusukan kita yang seseungguhnya..
Tetaplah memperbaiki diri.. jangan membalas penghinaan orang ke kita dengan penghinaan sepura, Allah maha melihat dan maha menyaksikan apa yang terjadi pada diri kita.
Orang yang berani jujur melihat siapa dirinya yang sesungguhnya akan senantiasa memperbaiki diri, berubah  dan memperbaiki dirinya. Sebaliknya orang yang merasa bangga dengan dipuji dia akan termakan oleh pujian itu sendiri dan biasanya lupa dengan kenyataan dirinya yang sesungguhnya...
Karena orang yang memuji kita tidak tahu siapa diri kita yang sesungguhnya.
Bermujahadahlah selalu medekatkan diri kita kepada Alloh swt dengan memperbanyak taubat..
Memperbanyak dzikir dan bermuhasabaah atas kesalahan dan kehinaan yang pernah kita lakukan..
Semoga Alloh senantiasa membimbing kita menuju jalan yang diridhoinya..
Amiiin..


Magetan, 15 Juli 2019  20.17 WIB
Nurdin

Menghabiskan waktu dengan hal-hal yang Bermanfaat (Part – 1)

       Jika kita tidak disibukan dengan hal-hal positif, maka kita akan disibukan dengan hal-hal yang   negatif atau sesuatu yang sifanya si...